Analisis Usaha

Daging merupakan makanan yang kaya sumber protein. Protein adalah konstituen organik esensial dari organisme dan merupakan kelas pada bahan pakan dan paling banyak terdapat dalam jaringan otot hewan. Manusia membutuhkan konsumsi protein karena protein sangat berperan dalam berbagai proses biologis di dalam tubuh. Peran protein antara lain sebagai katalis enzimatik, transformasi dan penyimpanan, koordinasi gerak, penunjang mekanis, proteksi imun, membangkitkan dan menghantarkan impuls syaraf, dan mengatur pertumbuhan serta diferensiasi.

Masyarakat indonesia membutuhkan protein sebanyak 55-56 gr per kapita per hari. Kebutuhan ini diperoleh dari nabati 45 gr per kapita per hari sedangkan dari hewani sebanyak 11 gr per kapita per hari.

Kebutuhan protein hewani dapat dipenuhi dari ternak dan ikan. Pemenuhan kebutuhan protein hewani dari ternak tercapai apabila setiap orang sudah mengkonsumsi protein sebanyak 6 gr per kapita per hari. Ini setara dengan 10,61 kg daging per kapita per tahun, 4,4 kg telur per kapita per tahun, dan 6,16 kg susu per kapita per tahun. Jika kebutuhan daging seseorang adalah 10,61 kg daging per kapita per tahun, maka kita dapat menghitung kebutuhan daging seluruh masyarakat Indonesia.

Pada tahun 2010 jumlah penduduk indonesia adalah 240 juta jiwa. Dengan demikian kebutuhan daging menjadi 2,5464 juta ton daging per kapita per tahun. Jumlah ini merupakan potensi usaha peternakan yang sangat potensial. Artinya, ini adalah peluang bagi para peternak untuk membudidayakan ternak, termasuk beternak ayam broiler.

Usaha peternakan ayam broiler memiliki prospek yang cukup baik karena permintaan pasar selalu meningkat, sejalan dengan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi hewani. Produksi ternak ayam broiler saat ini berkembang dengan pesat dan peluang pasar yang bisa diandalkan.

Bagaimana nalisi usaha ternak ayam broiler? Cermatikah komponen-komponen dalam contoh analisis usaha budidaya ayam broiler berikut ini :
  • Jenis ayam yang dipelihara adalah jenis ayam ras pedaging (broiler) dari strain CP.707.
  • Sistem pemeliharaan yang diterapkan adalah sistem intensif pada kandang model postal.
  • Luas tanah yang digunakan adalah 200 m2 dengan nilai harga sewa tanah Rp 1.000.000 per hektar per tahun.
  • Kandang terbuat dari kerangka bambu, lantai tanah, dinding bilah-bilah bambu, alas dinding setinggi 30 cm terbuat dari batu bata yang diplester, dan atap menggunakan genteng.
  • Tinggi bagian tepi kandang 2,5 m, lebar kandang 5 m, dan lebar bagian tepi kandang 1,5 m.
  • Lokasi peternakan dekat dengan sumber air dan listrik.
  • Menggunakan alat pemanas (brooder) dengan bahan bakar gas.
  • Penerangan menggunakan lampu listrik.
  • Umur ayam dimulai dari bibit yang berumur satu hari.
  • Litter atau alas kandang menggunakan sekam padi.
  • Jenis pakan yang diberikan adalah BR-1 untuk anak ayam umur 0-4 minggu dan BR-2 untuk umur 4-6 minggu.
  • Tingkat kematian ayam diasumsikan 6 %.
  • Lama masa pemeliharaan adalah enam minggu (42 hari).
  • Berat rata-rata per ekor ayam diasumsikan 1,75 kg berat hidup pada saat panen.
  • Harga ayam per kg berat hidup diasumsikan Rp 2.500 walau kisaran harga bisa mencapai Rp 3.000 di tingkat peternak atau petani.
  • Ayam dijual pada umur enam minggu atau 42 hari
  • Nilai pupuk kandang adalah Rp 60.000.
  • Bunga bank 1,5 persen per bulan.
  • Nilai penyusustan kandang diperhitungkan dengan kekuatan masa pakai enam tahun dan nilai penyusutan peralatan diperhitungkan dengan masa pakai lima tahun.
  • Analisis usaha ini hanya diperhitungkan sebagai pedoman dasar karena nilai atau harga sewaktu-waktu dapat mengalami perubahan.

0 Response to "Analisis Usaha"

Post a Comment