Pemeliharaan Ayam Fase Akhir (Finisher)

Pemeliharaan Ayam Fase Akhir
Peternakan Ayam Broiler Blogspot - Setelah ayam broiler berumur di ats 4 minggu, maka dikatakan ayam tersebut sudah memasuki periode akhir dari pertumbuhannya atau memasuki fase finisher. Dengan sendirinya, ayam membutuhkan penanganan yang berbeda dengan ketika masih berada pada fase starter. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan saya jelaskan lebih lanjut mengenai tata laksana pemeliharaan harian ayam broiler pada fase finisher.

  1. Pemberian RansumKetika memasuki fase  finisher hingga waktunya dipanen, ayam broiler aka membutuhkan ransum makanan sejumlah 60-100 gram/ekor/hari. Pada fase finisher, ransum yang diberikan sudah tidak lagi berbentuk butiran biasa ataupelet yang kandungan proteinnya 19-22%. Namun, perubahan pemberian bentuk makanan tidak boleh dilakukan sporadis, melainkan dilakukan secara bertahap semenjak ayam hampir berumur 4 minggu (menjelang umur 28 hari). Sehingga, ketika menginjak umur 5 minggu (atau memasuki fase finisher) ayamsudah beradaptasi dengan ransum terbarunya.
  2. Tingkat Kepadatan Kandang
    Seiring bertambahnya umur ayam, maka baik bobot maupun ukuran tubuhnya pun akn mengalami peningkatan. Untuk itulah, pengaturan tingkat kepadatan pada fase finisher ini juga harus diperhatikan, yakni 10 ekor/m. Pada praktiknya, Untuk penggunaan kandang seumur hidup atau ayam yang dipelihara dari umur 1 hari hingga dipanen dalam kandang yang sama, maka perlu dilakukan penjaragan. Penjarangan yaitu mengambil beberapa ayam ketika berumur 28 hari (4 minggu) untuk dipindahkan ke kandang lain karena kandang tersebut sudah terlalu sempit untuk menampung ayam-ayam yang ukurannya sudah besar.
  3. Penggunaan Bahan Litter
    Dengan semakin bertambahnya ukuran tubuh ayam dan juga tingkat konsumsi ransumnya, maka kuantitas kotoran ayampun akan semakin tinggi dan lantai litter akan mudah kotor, lembab, mengeras, dan basah. Untuk menyikapinya, maka penggunaan bahan litter harus sering dipantau secara khusus, termasuk menggantinya bilamana terlihat kotor, lembap, mengeras, atau basah terkena air minum. Bila tidak, selain menjadi sarang bibit penyakit, lantai litter yang kotor dan terlalu lama digunakan bisa meningkatkan konsentrasi amonia dalam bentuk gas yang bisa berakibat buruk bagi kesehatan ayam, termasuk mengakibatkan stres dan menurunkan nafsu makan. Selain itu, agar ayam merasa lebih nyaman dan untuk menhindari lepuh dada karena bobot tubuhnya yang semakin berat, maka ketebalan bahan litter bisa ditambah menjadi sekitar 10 cm.
  4. Pengaturan Ventilasi Udara
    Peningkatan berat tubuh ayam pada fase finisher akan diikuti dengan peningkatan jumlah kotoran atau inja di dalam kandang sehingga bahan litter jadi cepat kotor, lembab, dan berbau tengik. Untuk itulah, agar kondisi kandang tetap nyaman dan tidak berbau, maka ventilasi udara pun harus ditambah sehingga sirkulasi udara berjalan lebih cepat. Langkah yang bisa dilakukan adalah dengan menambah jumlah kipas angin pada kandang, atau dengan membuka tirai kandang lebih lebar agar sirkulasi udara lebih lancar.
  5. Penanganan Terhadap Pencegahan Penyakit
    Penyakit yang sering menyerang ayam broiler pada fase finisher adalah CRD (ngorok), coccidiosis (berak darah), dan snot (pilek ayam). Faktor penyebab dari munculnya penyakit tersebut sebagian besar adalah tingkat kebersihan kandang yang kurang terjaga, bahan litter yang jarang diganti, penggunaan peralatan yang belum di sterilisasi dengan obat antikuman, hingga sirkulasi udara yang kurang lancar lantaran ventilasi yang masih kurang. Untuk tulah, semenjak ayam memasuki fase finisher, setiap peternak harus lebih cermat, rajin, dan disiplin dalam menangani pekerjaannya mulai dari membersihkan kandang, memberikan ransum dan air minum, mencermati nafsu makan ayam, hingga lebih tanggap apabila ada gejala serangan penyakit tertentu dengan segera menanganinya agar tidak menginfeksi ayam yang lain.
  6. Perlakuan Khusus untuk Memperoleh Kualitas Daging yang Baik
    Setelah ayam memasuki fase finisher, maka peternak akan mulai menerapkan cara atau perlakuan khusus. Ini dilakukan agar ketika ayam broiler dipanen, hasil produksinya bisa menghasilkan daging yang berkualitas dan empuk (tidak alot) ketika dikonsumsi . Caranya adalah sebagai berikut :

    • Pemanenan tidak boleh melebihi umur 8 minggu
      Ayam broiler harus dipanen sebelum umurnya lebih dari 8 minggu. Pasalnya, daging ayam yang umurnya lebih dari 8 minggu, tingkat keempukn dagingnya sudah berkurang dan mengalami penumpukan atau penimbunan lemak yang sangat cept sehingga persentase karkasnya justru akann menurun. Sedangkan bagi peternak, pemanenan yang kadaluarsa tersebut jelas akan merugikan karena harga ayam broiler yang berumur di atas 8 minggu di pasaran akan jatuh atau dihargai rendah.
    • Membatasi gerak ayam
      Gerak ayam harus dibatasi agar otot-otot dagingnya tidak mengeras karena terlalu seringbergerak. Caranya adalah dengan menjaga tingkat kepadatan kandang dengan tidak menggunakankandang yang terlampau luas atau tidak sebanding dengan jumlah ayam yang dipelihara.
    • Penggunaan lantai litter yang berkualitas
      Lantai litter yang bagus, empuk, kering, halus, dan bersih akan menjaga bagian tubuh ayam, terutama bagian dada agar tidak bergesekan langsung dengan lantai sehingga bulunya rontok. Dengan cara ini nantinya akan dihasilkan karkas daging yang empuk dan berkualitas.

0 Response to "Pemeliharaan Ayam Fase Akhir (Finisher)"

Post a Comment