Cara Menghindari Stres

Adanya faktor pemicu stres (stressor) yang berlebihan, terutama saat terjadi cuaca yang sangat ekstrim, akan mempengaruhi kondisi tubuh ayam. Kondisi stressor yang tinggi mengakibatkan efek negatif, terutama pada gangguan pertumbuhan dan produksi telur, serta meningkatkan kepekaan terhadap bibit penyakit patogen.

Respon tubuh ayam terhadap stressor erat kaitannya dengan sistem saraf terutama sistem saraf otonom (SSO) atau sistem saraf tidak sadar, sistem hormonal, dan sistem kekebalan tubuh. Faktor pemicu stres di antarannya adalah cuaca, vaksin, lingkungan, dan jenis perlakuan.

Respon dari sistem saraf hormonal terjadi beberapa saat setelah aya mendapat stressor. Umumnya, ayam akan melawan atau menghindari stressor tersebut. Respon itu disebut fight or flight respon atau reaksi Connan yang diwujudkan dalam bentuk meningkatnya frekuensi napas (panting), denyut jantung, sensivitas saraf sensorik, dan peningkatan laju peristaltik usus.

Jika ayam tidak ba mengadopsi stressor yang diterimanya, respon berikutnya akan diikuti oleh respon hormonal (RH). Stressor akan direspon oleh otak besar (hypothalamus) yang memerintahkan otak kecil (pituitary gland) untuk menambah produksi hormon adenokortikotropik (adenocorticrotropic) hormon atau ACTH). Selanjutnya, hormon ini akan dibawa melalui peredaran darah menuju glandula adrenal yang meproduksi kortikosteron (corticosterone). Adanya hormon adenokortikotropik menyebabkan kadar kortikosteon menjadi tinggi. Level kortikosteron dalam darah yang tinggi pada ayam akan menyebabkan hal-hal sebagai berikut.
  • Gangguan metabolisme karbohidrat dan mineral. Akibatnya, petumbuhan ternak akan terganggu.
  • Gangguan sekresi beberapa zat mediator dalam sistem saraf (neutrotransmitter). Misalnya, gangguan sekresi kholisistoksin. Gangguan ini akan menyebabkan menurunya tingkat konsumsi pakan (feed intake)
  • Penurunan kewaspadaan sel darah putih dalam menangkal bibit penyakit (lazy leucocyte syndrome). Kondisi ini akan menyebabkan ayam mudah terinfeksi bibit penyakit.
  • Pada tahap akut, stres aan meningkatkan laju gerakan peristaltik usus. Pada fase berikutnya justru terjadi penurunan laju gerakan peristaltik yang diikuti dengan perubahan komposisi mikroflora usus. Manifestasi dua kondisi tersebut akan menyebabkan kotoran ayam menjadi basah (wet dropping), daya cerna pakan rendah. Karena itu, seringkali pada kotoran (feses) ayam, terlihat jelas adanya partikel pakan (seperti jagung) yang masih utuh.

Kotoran Ayam yang Sakit. Adanya partikel pakan bisa menandakan ayam stres atau sakit

Bisa kita simpulkan, bahwa stres mengakibatkan kerugian sehingga perlu dicegah atau dieliminasi supaya tidaak berakibat fatal pada ternak. Berikut beberapa cara mencegah stres pada ayam.
  • Memberikan multivitamin dan elektrolit jika terjadi sesuatu yang menyebabkan ayam stres atau sebelum dan sesudah vaksinasi.
  • Menghindari perlakuan kasar selama pemeliharaan ayam dan suara gaduh di sekitar kandang.
  • Memperlakukan ayam secara hati-hati dan tidak kasar ketika melakukan vaksinasi dan seleksi.
  • Mengusahakan lingkungan di sekitar kandang tetap stabil, menjaga sirkulasi udara berjalan dengan baik, dan menghindari debu berlebihan di dalam kandang. Disamping itu, hindari perubahan temperatur, peralatan dan pola aktivitas sehari-hari petugas secara mendadak.
  • Menempatkan peralatan kandang secara tepat dan dalam jumlah yang memadai.
  • Mengindari tingginya kandungan gas amoniak dalam kandang, dengan cara menjaga litter tetap kering dan kepadatan ayam dalam kandang tetap terjaga.
Kepadatan Kandang Harus dijaga agar ayam tidak stres.

0 Response to "Cara Menghindari Stres"

Post a Comment