Trik Dagang dalam Pemasaran

  • Menambah produksi ayam menjelang hari-hari besar
Harga daging ayam ras atau ayam broiler di Indonesia memang terbilang sangat fluktuatif. Faktor penyebabnya memang cukup kompleks, namun utamanya adalah faktor keseimbangan antara permintaan dan penawaran, dan juga sentimen pasar dari distributor. Sebagai contoh, harga daging ayam menjelang hari-hari besar tertentu seperti lebaran, natal, dan Tahun Baru bisa naik drastis hingga 30-40% dari harga normal. Namun, begitu moment hari-hari besar tersebut sudah lewat, harga untuk beberapa saat bisa saja lebih rendah dari harga normal.

Karena itula, agar tidak merugi atau hanya mendapatkan sedikit keuntungan, biasanya peternak juga melakukan trik-trik tertentu. Salah satunya adalah dengan menambahkan jumlah ayam yang diternakkan beberapa bulan sebelum moment perayaan hari-hari besar itu datang. Secara kebetulan, menjelang hari-hari besar tertentu seperti Lebaran, Natal, dan Tahun Baru, harga daging ayam naik drastis, namun harga pakan terbilang tidak mengalamin kenaikan, sekalipun memang harga DOC sedikit mengalami kenaikan. Untuk itulah, biasanya 6-8 minggu sebelum hari-hari besar tersebut, sebagian peternak sengaja menambah DOC yang akan dipelihara dengan tujuan bisa dipanen tepat menjelang hari-hari besar tersebut. Tidaklah mengherankan bila di waktu-waktu tersebut, banyak peternak yang berspekulasi dengan cara semacam itu.

Akan tetapi, tak jarang pula strategi semacam itu justru menjadi bumerang atau malah membawa kerugian karena permainan harga dari distributor. Pasalnya, ketika hampir semua peternak melakukan strategi yang sama, maka pada saat panen tiba terjadi kelebihan stok hasil produksi atau terjadi kelebihan penawaran di pasar. Akibatnya, harga daging ayam yang pada saat itu diharapkan bisa mencapai harga tertinggi, justru malah turun atau anjlok di pasaran.

Sebagian peternak yang sudah berpengalaman biasanya lebih memilih untuk tidak ikut terbawa trend atau memilih "cari aman saja" dengan jalan memproduksi ayam pedaging sesuai jumlah permintaan dari pengepul yang sudah jadi mitra bisnis mereka. Terlebih lagi, bila memang terjadi kenaikan harga di pasaran, pengepul juga akan memberikan kenaikan harga pembelian di waktu pemanenan tersebut. Sebaliknya, bila harga jual di pasaran sedang jatuh karena kelebihan penawaran, maka peternak tidak akan menanggung kerugian terlalu banyak.

  • Pola kemitraan (inti-plasma)
Dengan berbagai macam kendala dan juga risiko terkait harga jual yang fluktuatif serta seluk-beluk pemasaran yang pelik dan tak jarang cukup membingungkan peternak, maka sebagian peternak pemula yang ingin terjun dalam usaha peternakan ayam broiler atau ayam ras pedaging ini memilih untuk mengikuti program kemitraan. Dalam program tersebut, peternak kecil (disebut plasma) cukup menyediakan kandang (lokasi usaha), peralatan, dan menyediakan segala kebutuhan sarana produksi, mulai dari pengadaan bibit (DOC), pakan, obat-obatan, vaksin, hingga feed-supplement.

Konsekuensi dari program kemitraan tersebut adalah pihak plasma diwajibkan menjual hasil produksi ayamnya kepada pihak inti dengan harga yang sudah ditentukan. Pada praktiknya, keuntungan yang didapatkan memang tidaklah sebesar ketika menjadi peternak ayam mandiri, tapi dalam program kemitraan tersebut peternak bisa belajar banyak mengenai pengelolaan usaha peternakan ayam mulai dari awal hingga akhirnya berpengalaman. Dalam perkembangan selanjutnya, tidak menutup kemungkinan peternak nantinya bisa mengembangkan sendiri usahanya untuk menjadi peternak mandiri.

Peternakan Ayam Broiler Blogspot - Trik Dagang dalam Pemasaran

0 Response to "Trik Dagang dalam Pemasaran"

Post a Comment