Sistem Pembuatan Kandang

Peternakan Ayam Broiler Blogspot - Jika syarat-syarat pembuatan kandang telah terpenuhi, kini kita akan membahas tentang Sistem pembuatan kandang yang meliputi tentang :

  1. Kandang Khusus untuk DOC
  2. Model Kandang
  3. Bahan Pembuat Kandang
  4. Atap dan Bentuk Atap
  5. Dinding Kandang
  6. Tinggi Kandang
  7. Luas dan Kapasitas Kandang
  8. Jarak Antar Kandang
  9. Ventilasi dan Temperatus Kandang
  10. Arah Kandang
  11. Lantai Kandang
    1. Sistem lantai rapat (litter)
    2. Sistem lantai renggang/alas berlubang
    3. Sistem alas campuran

  • Kandang Khusus untuk DOC
    Anak ayam umur 1 hari hingga 2-3 minggu dipelihara dalam kotak boks atau bangunan khusus untuk bibit ayam broiler (brooder house). Bisa pula dengan membuatkan kandang mini (chick guard) berbentuk kotak atau lingkaran yang alasnya bisa mempergunakan terpal atau plastik, sedangkan dinding pembatasnya (setinggi 70-80 cm) bisa dibuat dari tripleks, kayu, atau lembaran seng, dan dilamnya dilengkapi dengan alat pemanas/indukan yang dinyalakan setiap saat atau 24 jam sehari, namun setelah umur diatas seminggu hanya dihidupkan pada malam hari saja. Fungsi pemanas ini adalah untuk menjaga agar anak ayam selalu berada dalam suhu ruangan yang ideal, yakni sekitar 33-35 C, tapi semakin bertambah umur suhu ruangan akan semakin diturunkan. Setelah berumur di atas 2-3 mingu, anak ayam kemudian dipindahkan ke kandang yang lebih besar.

    Saat ini, sebagian dari peternak lebih senang menempatkan anak ayam yang masih muda pada kandang dengan sistem kandang seumur hidup. jadi, anak ayam akan dipelihara di kandang tersebut hingga saatnya dipanen, dan tidak akan dipindahkan kecuali akan dilakukan penjarangan, yakni mengambil sebagian anak ayam umur sekitar 28 hari (4 minggu) untuk dimasukkan ke kandang lain karena kandang tersebut sudah tidak lagi mencukupi atau terlalu sempit untuk menampung ayam-ayam yang ukurannya sudah besar.

    Keuntungan dari sistem pemeliharaan kandang seumur hidup ini lebih efektif karena peternak tidak perlu menangkap semua ayam untuk dipindahkan ke kandang lain dan ayam pun sedikit terhindar dari stres. Syaratnya adalah ayam yang dimasukkan ke dalam kandang haruslah berumur sama. Dengan cara ini pula, nantinya ayam-ayam akan dipanen bebarengan.

  • Model kandang
    Sebagian besar kandang ayam broiler dibuat dengan model rumah gudang, yaitu kotak persegi empat dengan atap dua sisi menyamping, dan lantai yang rendah terutama karena mempergunakan sistem alas litter. Namun, beberapa kandang ayam broiler model terbaru dibuat dengan konsep seperti rumah panggung, dengan menerapkan sistem lantai renggang atau alas berlubang, di mana jarak terendah lantai dari tanah sekitar 100-170 cm. Dengan model panggung ini, maka kotoran ayam dan sisa pakan maupun air minum yang tumpah akan langsung turun ke bawah lantai sehingga tidak terlalu mengotori lantai dan mudah untuk dikumpulkan atau dibersihkan.

    Untuk menyikapi terbatasnya lahan, ada juga peternak yang memakai kandfang baterai atau cage (sangkar), yakni kandang dengan bentuk kotak memanjang dimana setiap ekor ayam dimasukkan dalam satu kandang kecil dan masing-masing kandang sudah dilengkapi dengan tempat air minum dan pakan. Hanya saja, sekalipun juga bisa dipakai untuk ayam pedaging, namun kandang baterai ini memang lazim dipakai pada ayam petelur. Perbedaannya, kandang baterai untuk ayam broiler tidak menyertakan tempat penadah telur dan lantainya dibuat datar dengan sistem lantai jarang.

  • Bahan pembuat kandang
    Kandang harus dibuat dari bahan yang kuat, tahan lama, namun sebisa mungkin tetap menggunakan bahan yang harganya relatif murah. Untuk bagian tiangnya bisa memakai balok kayu seperti kayu gelugu (batang pohon kelapa). Untuk penyangga atapnya bisa dari bilah bambu atau lembaran kayu. Sedangkan untuk dindingnya bisa memakai anyaman bilah bambu atau kawat kasa. Untuk sekat-sekat kandangnya bisa memakai bilah bambu, lembaran seng, atau lembaran triplek.

  • Atap dan bentuk atap
    Atap kandang sebaiknya mempergunakan bahan-bahan yang tidak menhantarkan panas seperti genting, rumbia, ataupun anyaman daun kelapa. Paling disarankan adalah memakai atap dari genting karena tidak mudah bocor, tahan lama, daya refleksi terhadap panas matahari cukup bagus, dan tidak menjadi sarang tikus sebagaimana bila menggunakan atap dari daun kelapa. Namun, bila menggunakan atap dari bahan yang bisa menghantarkan panas seperti seng, maka di bawahnya dilapisi dengan bahan-bahan yang bisa menyerap panas seperti bambu atau kayu.

    Atap ditata dengan kemiringan tertentu agar suhu kandang tidak terlalu panas. Selain itu, bentuk atap bisa dibuat ganda dengan lubang angin yang disebut dengan sistem monitor dengan tujuan agar pertukaran udara di dalam kandang lebih terjaga. Namun, bisa juga dengan memakai sistem atap tunggal dengan lubang udara yang disebut sistem semimonitor.

  • Dinding kandang
    Dinding kandang bisa dibuat sistem semiterbuak agar pertukaran udara dalam kandang bisa berjalan dengan baik sehingga bau kotoran atau pakan bis akeluar atau berganti dengan udara segar. Bahan yang dipergunakan untuk dinding kandang pada bagian bawah (dinding gedhek), sedangkan bagian atasnya dibuat dari potongan bambu yang dibelah atau dihaluskan, atau dengan menggunakan kawat ram. Bila menggunakan bilah bambu, jarak antara bilah satu dengan yang lain kira-kira selebar dua jari orang dewasa atau 5-6 cm, yang dipasang dalam posisi tegak berdiri. Dinding juga dilengkapi dengan tirai dari plastik atau kain, tujuannya agar bila sewaktu-waktu ada angin kencang atau hujan, tirai tersebut bisa bermanfaat sebagai pelindung.

  • Tinggi kandang
    Tinggi kandang menyesuaikan dengan besar dan luasnya kandang. Namun sebagai perbandingan, untuk iklim tropis seperti di Indonesia, kandang ayam broiler dibuat dengan ketinggian dari lantai hingga atap teratas sekitar 6-7 meter, dan dari lantai hingga atap terendah sekitar 3,5 hingga 4 meter. Untuk kandang yang dibuat dengan sistem panggung, maka tinggi kandang akan lebih tinggi sekitar 1 hingga 1,5 meter pula. Untuk lebar kandang bisa menyesuaikan kebutuhan, namun agar tidak terlalu sumpek setidaknya dibuat dengan lebar minimal 6 meter dan maksimal 8 meter. Sedangkan panjang kandang, bisa menyesuaikan lahan yang tersedia.

  • Luas dan kapasitas kandang
    Luas kandang yang akan dibangun akan menentukan kapasitas jumlah ayam yang bisa dipelihara. Untuk itu, luas kandang yang akan dibangun haruslah disesuaikan dengan rencana jumlah produksi atau jumlah ayam yang akan dipelihara. Tentu saja, semakain besar daya tampungnya akan semakin besar beban operasional maupun penanganannya. Sebagai perbandingan, luas ruangan atau tingkat kepadatan untuk pemeliharaan ayam broiler di iklim tropis seperti di Indonesia setidaknya 10 ekor/m kubik. Tingkat kepadatan ini didasarkan pada ayam broiler periode finisher (umur diatas 4 minggu).

    Pada prinsipnya, luas kandang harus sebanding dengan jumlah ayam yang dimasukkan ke dalamnya. Bila terlalu sesak, maka akan mengganggu pertumbuhan ayam lantaran konsumsi ransum menjadi berkurang, atau ayam stres karena akumulasi bau, seperti unsur amonia yang terlalu tinggi.

  • Jarak antara kandang
    Agar penanganannya lebih mudah dan risiko menularnya penyakit dari satu kandang ke kandang lainnya bisa diminimalisir, maka jarak antar kandang yang ideal minimal adalah 6-7 meter.

  • Ventilasi dan temperatur kandang
    Ayam broiler akan tumbuh baik dan optimal bila diternakkan pada temperatur lingkungan optimal bila diternakkan padsa temperatur lingkungan 19-21°C. Karena rata-rata suhu di Indonesia terbilang tinggi, maka ayam broiler menjadi terlalu banyak minum, namun nafsu makannya berkurang, di mana hal tersebut jelas tidak baik bagi ayam. Untuk itu, ventilasi dan temperatus kandang harus diatur sedemikian rupa agar pertukaran udara bagus dan ayam tidak merasa gerah atau sumpek di dalam kandang. Lubang-lubang ventilasi dibuat pada semua sisi dinding kandang, bisa dengan mempergunakan bilah-bilah bambu atau dengan menggunakan kawat ram. Untuk mendukung pertukaran udara agar lebih bagus, di dalam kandang dipasang beberapa kipas angin yang berfungsi untuk menyedot udara kotor dari kandang dan untuk menghembuskan angin segar ke dalam kandang.

  • Arah kandang
    Sanagat disarankan bila sisi konstruksi kandang selalu dibuat membujur ke arah utara dan selatan, dimana bagian atapnya menghadap timur dan barat supaya bisa terkena sinar matahari, terutama saat pagi hari. Tujuannya adalah agar kandang tidak lembab dan tidak pengap akibat sifat dan cara minum ayam. Selaiin itu, agar pertukaran udara cukup terjaga sehingga bisa mengurangi bau kotoran dan bau pakan ayam yang memang cukup tajam. Sinar matahari terutama saat pagi hari juga sangat berguna bagi ayam karena tidak terlalu panas, dan banyak mengandung sinar ultraviolet. Sinar matahari ini baik untuk membantu proses pembentukan vitamin D, sebagai disinfektan, dan mempercepat pengeringan kandang sehabis dibersihkan dengan air.

  • Lantai kandang
    Ada 3 sistem lantai kandang pada kandang ayam broiler yaitu :

    • Sistem Lantai rapat (litter)
      Sistem ini menggunakan lantai tanah yang sudah dipadatkan atau semen plester, lalu di atasnya ditaburi dengan bahan litter (alas lantai). Untuk lantai dari tanah yang dikeraskan, biasanya tanah dicampur dengan pasir dan kapur agar lebih bisa menyerap air dan menetralisir amonia. Sedangkan bahan litter yang digunakan umumnya adalah sekam padi. Selain sekam padi, juga bisa digunakan serbuk gergaji, serutan kayu yang halus, potongan kulit kacang, ataupun tongkol jagung. Pada prinsipnya, bahan alas litter yang akan digunakan adalah tidak menimbulkan debu, mudah menghisap air, mudah didapatkan, dan sebaik mungkin harganya tidak mahal.

      Semakin tebal lapisan atau alas litter, maka suhu ruangan kandang akan semakin hangat. Namun, lapisan litter yang terlalu tebal akan menambah beban kerja karyawan bilamana akan mengganti bahan litter tersebut dengan yang masih segar. Keuntungan utama dari penggunaan alas litter ini adalah ayam lebih merasa nyaman karena terhindar dari lepuh pada bagian dada atau bagian lainnya lantaran bergesekan dengan lantai. Namun, kelemahan dari penggunaan alas litter ini adalah mudah dan cepat basah sehingga bisa menimbulkan bau yang tidak sedap atau tengik. Selain itu, alas litter yang basah juga bisa mengundang berbagai bibit penyakit seperti CRD/penyakit saluran pernapasan dan snot. Untuk itulah, peternak harus rajin mengganti bahan litter dengan yang masih segar bilamana sudah terlihat basah ataupun lembab

    • Sistem lantai tenggang/alas berlubang
      Sistem lantai renggang banyak dipakai pada kandang baterai atau kandang cage (berbentuk sangkar). Lantai yang digunakan bisa terbuat dari kayu, bilah bambu atau dari kawat ram. Ukuran kerenggangan lantai sangat bergantung pada umur dan ukuran ayam yang dimasukkan. Lubang yang dihasilkan dari kerenggangan lantai harus diukur agar kaki ayam bisa langsung terjatuh ke lantai penampungan kotoran.

      Keuntungan fdari lantai renggang ini adalah keadaan lantai selalu bersih lantaran kotoran ayam akanlangsung jatuh ke tempat penampungan kotoran yang berada di bawah lantai. Selain itu, pertukaran udara akan semakin bagus karena lantai juga berfungsi sebagai lubang ventilasi.

    • Sistem alas campuran
      Sistem alas campuran merupakan perpaduan antara lantai alas litter dan alas berlubang. Bagian yang alasnya berlubang adalah untuk lokasi tempat mengotori alas litter. Sedangkan bagian yang memakai alas litter digunakan untuk tempat ayam berkumpul atau istirahat.

Sistem Pembuatan Kandang


Lanjutkan membaca ke artikel yang berjudul Peralatan Pendukung Lainnya

0 Response to "Sistem Pembuatan Kandang"

Post a Comment