Tipe dan Bentuk

1. Kandang Boks
Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase, yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter  biasanya digunakan kandang boks (dengan pemanas), bisa boks khusus ataupun kandang postal yang diberi pagar. suhu dalam kandang boks biasanya berkisar 30-32 Derajat Celcius.

Pada fase finisher, kandang yang digunakan adalah tipe ren atau postal. Kandang ini memiliki lantai yang dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam. serbuk gergaji, dan kapur setebal 15 cm. Model atap monitornya terdiri dari dua sisi. Pada bagian puncaknya terdapat lubang sebagai ventilasi. Sedangkan bahan untuk atap adalah genteng atau asbes.

2. Kandang Sistem Lantai
Kandang sistem lantai bisa menjadi pilihan anda karena secara ekonmis lebih mudah dan lebih murah, terutama jika dilokasi peternakan anda terdapat bahan alas lantai seperti kulit gabah dari sisa penggilingan beras. Namun ini harus anda kelola sanitasinya secara lebih rutin.

Kelemahan kandang ini adalah lantai yang basah. Oleh karena itu alas lantai harus secara teratur diaduk-aduk dan ditambah ketebalannya agar dampak negatifnya dapat dihindarkan. Pilihlah alas lantai yang mempunyai daya kebasahan  yang tinggi. Alas yang kurang mampu menyerap kebasahan akan menimbulkan kelembaban ruang. Akibatnya, kemampuan ekonomis ayam broiler pun terhambat.

Selain masalah kebasahan lantai, penggunaan alas kandang secara terus-menerus tanpa penggantian juga tidak ekonomis, terutama berkaitan dengan kadar ammonia akan meningkatkan kemungkinan ayam broiler  terserang penyakit radang pernapasan, gejala mata berair, kelopak mata yang lengket, buruknya konversi makanan, dan tingginya tingkat kematian ayam. Bahkan kualitas karkas broiler setelah dipotong pun sangat negatif karena hal-hal berikut ini :

  • Pada alas lantai kandang yang dipergunakan satu kali, tanpa penambahan alas lantai baru, kadar amonia bisa mencapai 15-20 ppm. ini berkorelasi negatif terhadap pertumbuhan ayam pada usia minggu keempat dan kelima.
  • Pada alas lantai kandang yang dipergunakan dua kali, tanpa penambahan alas lantai baru, kadar amonia bisa mencapai 21-50 ppm. Ini dapat meningkatkan kemungkinan ayam terserang penyakit radang saluran pernapasan.
  • Pada atas lantai kandang yang dipergunakan tiga kali, tanpa penambahan alas lantai baru, kadar amonia bisa mencapai 51-70 ppm. Akibatnya, angka kematian ayam meningkat tinggi.
Dengan analisis di atas, sebaiknya anda menggunakan alas lantai yang sering diaduk-aduk dan ditambahkan alas lantai baru. Artinya, penggunaan alas lantai kandang secara berulang-ulang dan terus-menerus harus dihindarkan. Sedangkan untuk mencapai kadar amonia yang rendah anda bisa menggunakan bahan alas lantai yang dicampur dengan pasir dan kapur dengan perbandingan 3:1:1. Pasir berfungsi meresapkan kebasahan, dan kapur berfungsi menetralisasi amonia.

3. Kandang Sistem Panggung
Ayam broiler dalam kandang sistem panggung bisa dikelola secara efisien. Kandang ini tidak membutuhkan alas lantai. Memang dari segi ekonomis biaya pembuatannya lebih mahal daripada kandang sistem lantai, tetapi untuk peternakan yang sulit mencari alas lantai kandang, sistem ini merupakan pilihan utama.

Lantai panggung kandang dapat dibuat dari bahan bangunan yang murah, seperti bambu yang dibelah. Tentu saja kerapatan jarak harus diperhitungkan dengan baik. Biasanya jarak kerapatan tidak lebih dari 1,75 cm agar terjadinya kematian akibat terperosok atau terjepit dalam jeruji lantai tidak terjadi sama sekali.

Usaha ternak broiler dengan kandang sistem panggung bisa dilakukan secara terpadu dengan usaha perikanan. Dalam peternakan terpadu ini usaha peternakan broiler dijadikan usaha sampingan dengan memanfaatkan kotoran ayam yang terbuang atau makanan yang tercecer. Dari sistem peternakan terpadu, Anda bisa memperoleh hasil yang optimal dari komoditas yang beragam pada areal yang terbatas, juga adanya efisiensi bahan di dalam tempat dan waktu.

Jika anda membuat kandang ayam sistem panggung di pinggir kolam, maka dasar kandang dapat dibuat dari umpakan sebagai penumpu. Ayam membuang kotorannya langsung ke dalam kolam penampung. Kolam penampung berfungsi sebagai penyaring agar air dapat mengalir ke kolam ikan. Tetapi bila yang dipelihra adalah ikan lele, mujair, atau nila, maka kolam penampungan tidak diperlukan.

    Tipe dan Bentuk

    Tipe dan Bentuk

    0 Response to "Tipe dan Bentuk"

    Post a Comment