Beban Produksi dan Simulasi Bisnis Peternakan Ayam Broiler

A. Beban Produksi
B. Simulasi Rekapitulasi Perhitungan Biaya Produksi dan Keuntungan

A. Beban Produksi
  1. Sewa lahan
    Dalam setiap peternakan, 80% dari luas lahan yang tersedia akan digunakan untuk unit produksi, sedangkan sisanya akan digunakan untuk perkantoran, gudang, rumah untuk menginap pekerja/karyawan, dan halaman yang juga dimanfaatkan sebagai tempat parkir kendaraan yang masuk. Bila lahan yang digunakan untuk membuka peternakan merupakan milik sendiri, maka beban pengeluaran atau modal di awal usaha untuk sewa lahan jelas tidak ada. Namun, bila peternak tidak mempunyai lahan sendiri atau berniat membuka peternakan di lokasi lain, tentunya akan ada pengeluaran sewa lahan di awal membuka usaha.

    Hal yang harus diperhatikan apabila akan menyewa lahan untuk membuka peternakan adalah lamanya sewa (kontrak) harus disesuaikan dengan lamanya modal yang dikeluarkan untuk bisa kembali (balik modal). Lamnya balik modal bisa dihitung dari total jumlah modal yang dikeluarkan (termasuk uang sewa lahan) dibagi dengan total keuntungan bersih pertahun. Dari hasil tersebut akan diketahui lamanya balik modal. Sebagai contoh, bila total jumlah modal yang dikeluarkan adalah Rp 70.000.000 sedangkan keuntungan bersih per tahun adalah Rp 20.000.000, maka lama balik modal adalah 70.000.000 dibagi 20.000.000, yaitu 3,5 tahun.

    Meski demikian, lama sewan lahan tidaklah cukup 3,5 tahun karena perhitungan tersebut barulah untuk menghitung lama balik modal. Angka tersebut belum memperhitungkan pendapatan keuntungan yang sebenarnya. Untuk idealnya, lama sewa lahan adalah minimal 2 kali waktu yang dibutuhkan untuk balik modal. Dari contoh di atas, maka lama sewa lahan idealnya minimal 7 tahun.

  2. Pengadaan bibit (DOC)
    Biaya pembelian DOC setidaknya memberi sumbangan sebesar 20-30% dari biaya produksi. Sebagai misalnya, bila untuk satu unit kandang akan dipelihara 100 ekor ayam, dan untuk satu ekor DOC harganya adalah Rp 4.000.00, maka biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan DOC adalah 100 x 4.000 = Rp 400.000,00.

  3. Ransum/pakan
    Pengadaan ransum merupakan beban produksi yang terbesar dalam menjalankan peternakan ayam broiler, yakni mencapai sekitar 60-70% dari biaya produksi secara keseluruhan. Ransum yang diberikan setidaknya dibagi menjadi dua macam, yakni ransum untuk fase starter (umur 0-4 minggu atau total 28 hari) dan ransum untuk fase finisher (umur 5 minggu hingga masa pemanenan pada umur 6-8 minggu).

    • Ransum Starter
      Ayam broiler fase starter rata-rata membutuhkan 40-45 gram ransum per ekor/hari. Bila dihitung setiap ekor ayam starter membutuhkan 40 gram ransum per hari, maka selama pemeliharaan fase starter (total 28 hari) akan membutuhkan total ransum sebesar 40x28=1.120 gram. Untuk satu unit kandang fase starter, total ransum yang dikeluarkan dikalikan jumlah ayam yang dipelihara. Bila jumlah ayam yang dikeluarkan adalah 1.120 x 100 = 112.000 gram atau 112 kg ransum. Bila harga ransum fase starter misalnya Rp 270.000 per sak (50 kg) atau Rp 5.400 per kg, maka total biaya untuk pengadaan ransum fase starter adalah 112 x 5.400 = Rp 604.800.00.

    • Ransum Finisher
      Lamanya pemeliharaan pada fase finisher sangat tergantung dari waktu pemanenan yang akan dilakukan, bisa umur 6 minggu, umur 7 minggu, atau 8 minggu. Bila ayam akan dipanen pada umur 6 minggu, maka lama pemeliharaan di fase finisher adalah 14 hari. Sedangkan ransum finisher ayam broiler rata-rata membutuhkan 110 gram per ekor/hari. Dari penghitungan tersebut, maka selama pemeliharaan fase finisher (total 14 hari) setiap ekor ayam akan membutuhkan total ransum sebesar 110 x 14 = 1.540 gram ransum. Bila jumlah ayam yang dipelihara adalah 100 ekor, maka total ransum yang dikeluarkan adalah 1.540 x 100 = 154.000 gram atau 154 kg ransum. Bila harga ransum fase finisher Rp 265.000 per sak (50 kg) atau Rp 5.300 per kg, maka total biaya untuk pengadaan ransum fase finisher adalah 154 x 5.300 = Rp 816.200,00.
      Dari simulasi di atas, maka total beban pengadaan ransum untuk 100 ekor ayam mulai dari umur satu hari hingga masa panen pada umur 6 minggu adalah Rp 604.800 + Rp 816.200 = Rp 1.421.000,00.

  4. Obat-obatan (vaksin, antibiotik, dan lain-lain)
    Obat-obatan yang diperlukan adalah mulai dari pengadaan antibiotik, pembelian vaksin, feed-supplement, dan disinfektan. Sebagai misal, dari 100 ayam yang dipelihara diberi vaksin ND dua kali (umur 4 hari dan 28 hari) dan vaksinasi gumoro, sedangkan pengeluaran lainnya adalah satu paket feed-supplement dan disinfektan, maka simulasinya adalah sebagai berikut :
    • Vaksin ND 100 (2 kali)          Rp 8.000
    • Vaksin gumoro                       Rp 5.700
    • Feed-supplemet                     Rp 7.000
    • Antibiotik                               Rp 7.800
    • Disinfektan                             Rp 8.200
    Total pengeluaran untuk obat-obatan Rp 36.700,00.
  5. Depresiasi (penyusutan) bangunan kandang dan peralatan yang digunakan
    Nilai depresiasibangunan kandang dan peralatan yang dipergunakan bisa dicari dengan membagi biaya pembuatan bangunan kandang dengan membagi biaya pembuatan bangunan kandang dengan perkiraan lamanya pemakaian kandang. Sebagai misal, biaya investasi pembangunan kandang beserta peralatannya adalah Rp 15.000.000,oo, sedangkan untuk masa penggunaannya bisa sampai 12 tahun. Dari simulasi di atas, maka depresiasi bangunan kandang dan peralatan yang digunakan untuk tiap bulan adalah : Rp 15.000.000 : (12 x 12 bulan) = Rp 104.166. atau, bila ayam broiler dipanen umur 6 minggu (1,5 bulan) maka beban penyusutan bangunan kandang dan peralatan yang digunakan adalah 1,5 x Rp 104.166 = Rp 156.249,00.
  6. Tenaga kerja
    Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam sebuah peternakan ayam broiler sangat bergantung pada skala peternakan, atau pada praktiknya adalah jumlah ayam yang ditanganinya. Bila ayam yang dipelihara adalah 100 ekor, maka bisa ditangani oleh satu orang pekerja saja, atau belum memerlukan tenaga tambahan. jadi, biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tambahan adalah Rp 0,- atau tidak ada
  7. Lain-lain (tagihan listrik, biaya transportasi, dan sebagainya)
    Pengeluaran lain yang tidak bisa dimasukkan dalam beban produksi di atas, seperti sewa listrik, pengadaan air, biaya transportasi, dan sebagainya bisa dimasukkan dalam beban lain-lain. Sebagai simulasi, besarnya pengeluaran untuk beban lain-lain adalah sebagai berikut.
    • Tagihan listrik                                                    Rp 25.000
    • Ongkos transportasi untuk membeli kebutuhan  Rp 15.000
    Total Pengeluaran                                                       Rp 40.000

B. Simulasi Rekapitulasi Perhitungan Biaya Produksi dan Keuntungan
  • Pengeluaran/biaya produksi
    Simulasi untuk seluruh beban produksi yang dikeluarkan untuk pemeliharaan ayam sejumlah 100 ekor dengan masa pemeliharaan hingga 6 minggu adalah sebagai berikut.
    1. 100 ekor DOC                     Rp    400.000
    2. Penyusutan kandang              Rp    156.249
    3. Ransum/pakan                      Rp 1.421.000
    4. Obat-obatan                         Rp      36.700
    5. Tenaga kerja - lain-lain          Rp      40.000
    Total biaya produksi/pemeliharaan   Rp 2.053.949
  • Pemasukan/penjualan hasil produksi
    Bila dari 100 ekor DOC yang dipelihara hingga waktu panen mengalami mortalitas/kematian sebesar 3%, maka ayam yang berhasil dipanen adalah 100-(3% dari 100 = 3) = 97 ekor. Bila berat rata-rata ayam ketika dipanen pada umur tersebut (6 bulan) adalah 1,6 kg, berarti hasil produksi adalah 97 x 1,6 kg = 155,2 kg. Apabila harga jual per kg hidup sewaktu dipanen adalah Rp 19.000/kg, maka total penjualan hasil produksi adalah 155,2 x 19.000 = Rp 2.948.800,00.
  • Keuntungan yang diraih
    Dari simulasi di atas, keuntungan pemeliharaan 100 ekor ayam broiler yang dipanen pada umur 6 minggu adalah total hasil penjualan Rp 2.948.800 dikurangi total biaya produksi Rp 2.053.949 = Rp 894.851,00

1 Response to "Beban Produksi dan Simulasi Bisnis Peternakan Ayam Broiler"

  1. Untuk melengkapi informasi di atas bisa dilihat pada site :
    http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1030/1/30407758.pdf

    ReplyDelete