Menurut penelitian para ahli, pemeliharaan ayam kampung secara tradisional menghasilkan telur sebanyak 30-50 butir/ekor/tahun. Namun dengan pemeliharaan yang baik produksi tersebut dapat ditingkatkan menjadi 125-150 butir/ekor/tahun, dengan berat telur rata-rata 43,6 gram/butir. Produktivitas ayam kampung dengan pemeliharaan tradisional hanya mencapai 19,03% setiap hari, tetapi dengan perbaikan tatalaksana dan peningkatan mutu genetik, produksi dapat ditingkatkan antara 41,3% sampai dengan 54,35%.
Peternak ayam kampung yang ingin memelihara induk sebanyak 100 ekor melalui penetasan harus memperhatikan beberapa hal anntara lain :
- Memilih 400 butir telur tetas yang baik, dan memasukkannya ke dalam mesin penetas. Ciri-ciri telur tetas yang baik antara lain, bentuk telur oval, kerabang telur tidak terlalu tebal, tetapi juga tidak terlalu tipis.
- Bila program perkawinan berjalan dengan baik, maka fertilitas mencapai 85%, sehingga telur yang subur pun (dibuahi sperma pejantan) dapat mencapai 340 butir. Bila daya tetas sebesar 70%, maka yang dapat menetas sebanyak 238 ekor.
- Hasil penetasan dapat dirumuskan dalam perbandingan antara ayam jantan dan betina = 1:1 Setelah berumur 3 bulan lebih, dapat diketahui jumlah anak ayam yang berkelamin betina adalah 119 ekor.
- Angka kematian anak ayam sampai dewasa 5%, maka betina yang mampu bertahan hingga menjadi induk adalah 109 ekor. Pilihlah 100 ekor yang baik, untuk dijadikan induk.
- Betina yang tidak dipakai dan pejantan yang tidak digunakan kelak bisa dijual untuk pembelian pakan.
- Dalam pemilihan bibit ayam kampung untuk calon induk, yang perlu diperhatikan adalah memilih anak ayam dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Tidak menunjukkan cacat badan, seperti kaki bengkok, mata buta dan sebagainya.
- bulu-bulu bagian dubur (kloaka) halus, bersih dan kering.
- Gerakannya gesit, lincah dan tidak lesu.
- Nafsu makan baik.
- Bagian tubuh lainnya tumbuh dengan baik dan normal.
0 Response to "Pemilihan Bibit dan Induk Ayam Kampung"
Post a Comment