Jenis-jenis Penyakit Ayam Broiler

jenis Penyakit Ayam Broiler
Peternakan ayam broiler sering kali diganggu oleh berbagai banyak penyakit. Jika anda tidak mengatasinya maka produksi ternak ini akan sangat terhambat. Nah, agar anda mengetahui dan bisa mengatasi penyakit-penyakit yang menyerang ayam broiler, ikutilah penjelasan di bawah ini.

Penyakit-penyakit yang sering menyerang ayam broiler antara lain tetelo, gumboro, ngorok, berak kapur dan hama tungau (kutuan). Penyakit ngorok adalah penyakit utama yang menyerang ayam pedaging. Adapun urutannya adalah CRD kompleks (20.32 persen), CRD (19,36 persen), korisa (17,97 persen), colibacillosis (14,12 persen), gumboro (8,24 persen),  koksi (4,49 persen), tetelo (3,85 persen), leucocytozoonosis (3,21 persen), kolera (2,14 persen), dan flu burung (2,03 persen).

1. Tungau (Kutuan)
Gejala-gejala penyakit ini adalah ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibaskan bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat, dan kurus. Adapun cara pengendaliannya adalah :
  • Sanitasi Lingkungan kandang ayam yang baik, pisahkan ayam yang sakit dengan yang sehat
  • Gunakanlah karbonat servin dengan konsentrasi 0,15 persen yang diencerkan dengan air kemudian disemprotkan menggunakan karbonat servin dengan konsentrasi 0,15 persen yang diencerkan dengan air kemudian di semprotkan ke tubuh ayam.
  • Fumigasi atau pengasapan menggunakan insektisida yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black Leaf 40.


2. Tetelo (Newcastle Disease)
Penyakit ini disebabkan oleh virus Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel darah. Gejala-gejalanya adalah ayam sering megap-megap, nafsu makan turun, diare, dan senang berkumpul pada tempat yang hangat. Setelah 1-2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir, dan ayam berputar-putar hingga akhirnya mati.

Ayam yang terserang tetelo harus segera dipisah karena mudah menularkan kepada ayam lain melalui kotoran dan pernafasan. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini sehingga untuk mengurangi kematian maka ayam yang masih sehat harus divaksin ulang. Lantai kandang juga harus dijaga agar tetap kering

3. Gumboro (infectious Bursal Disease)
Ini adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh ayam broiler yang disebabkan virus golongan Reovirus. Gejalanya diawali hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak tidak teratur, peradangan di sekitar dubur, diare, dan tubuh bergetar-getar.

Tetelo sering menyerang ayam pada umur 36 minggu. Penularan secara langsung adalah melalui kotoran dan penularan tidak langsung melalui pakan, air minum, dan peralatan yang tercemar.

Belum ada obat yang dapat menyembuhkan tetelo. Yang dapat dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin Gumboro.

4. Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease)
Ini adalah infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum. Gejala-gejalanya antara lain ayam sering bersin, ingus keluar lewat hidung, dan ngorok saat bernafas.

Jika menyerang ayam muda, penyakit ini menyebabkan tubuh lemah, sayap terkulai, mengantuk, dan diare dengan kotoran berwarna hijau, kuning keputih-putihan. Penularannya terjadi melalui pernafasan dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat. Pengobatannya dapat dilakukan dengan bat-obatan yang sesuai.

5. Berak Kapur (Pullorum)
Disebut penyakit berak kapur karena gejala yang mudah terlihat adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering menjadi seperti serbuk kapur. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Kematian dapat terjadi pada hari keempat setelah infeksi.

Penularan berak kapur terjadi melalui kotoran. Pengobatannya pun belum dapat memberikan hasil yang memuaskan. Anda sebaiknya melakukan pencegahan dengan perbaikan sanitasi kandang.

6. PHS (Pulmonary Hypertension Syndrome)
PHS yang kemudian diikuti dengan ascites merupakan salah satu penyebab kerugian dalam industri peternakan. PHS biasanya disebut ascites. Penyebab utamanya adalah meningkatnya tekanan hidrostatis intravaskuler dan gagalnya ventricular kanan. Sebagai akibat dari meningkatnya tekanan, transudate pun keluar dari pembuluh darah dan terakumulasi di dalam rongga abdominal.

Terjadinya gagal jantung pada ayam broiler muda sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk seleksi genetik untuk pertumbuhan cepat, efisiensi pakan yng tinggi dan besarnya proporsi otot dada. Semua ini membutuhkan oksigen yang tinggi.

Ayam yang menderita PHS memiliki berat rendah, hematokrit tinggi, konsentrasi GSH (tokoferol dan glutatonin) pada hati, dan jaringan paru-paru rendah. Tekanan oksidasi ditandai meningkatnya plasma lemak peroksida dan rendahnya oksidasi GSH di dalam hati dan eritrosit.

Hasil penilitian mengindikasikan bahwa vitamin E implantasi efektif dapat mengurangi kematian karena kasus PHS pada ayam broiler. Sedangkan suplemen vitamin E dalam pakan tidak memberikan efek terhadap performa dan kematian ayam.

Tingginya pemberian vitamin E dalam pakan yang bersinergi dengan suplementasi selenium dapat melindungi membran dalam melawan oksidasi yang disebabkan oleh hypoxia atau acidosis dan membantu memelihara performa pada pertumbuhan ayam broiler untuk melindungi dari kasus PHS. Tujuannya untuk menentukan efek dari pemberian level vitamin E dan dua jenis selenium (organik dan inorganik) yang tinggi terhadap kasus PHS, serum GSH-Px, gas darah, elektrolisis dan performance pertumbuhan pada kondisi stres dingin di ayam broiler.

7. Bubble Foot
Penyakit ayam yang sering terjadi pada organ kaki ini dikenal dengan istilah bumble foot disease. Penyakit ini semula disebabkan oleh infeksi pada bagian kaki. biasanya buble foot sering ditemukan di peternakan ayam breeder ataupun layer, terutama pada ayam yang berusia 25-40 minggu.

Penyakit bumble foot dapat dikategorikan ke dalam tiga tahap, yaitu:
  • Luka pada dampal kaki ayam dan tanda kemerahan timbul dalam beberapa waktu ke depan. Tahap ini bisa diatasi dengan pemberian krim pada kaki ayam.
  • Bagian merah di kaki ayam semakin meluas. Akibatnya, kaki ayam menjadi tidak stabil. Tahap ini bisa diatasi dengan penggunaan antibiotik.
  • Muncul bumble foot dengan ukuran yang lebih besar sehingga bisa mengakibatkan ayam lumpuh dan jika tidak ditangani dari awal akan mengakibatkan kematian.

Akibat-akibat dari penyakit bumble foot adalah berat badan ayam menurun drastis pada 1-2 minggu sejak munculnya infeksi, tidak nafsu makan, kaki ayam tidak bisa berfungsi dengan baik (pincang), dan ayam terancam tidak produktif. Sedangkan

Untuk pencegahan, hindarkanlah ayam supaya tidak terluka, terutama jika ayam berada di kandang yang menggunakan kayu, bambu, atau kawat. jangan sampai ada bagian benda tajam di sekitar lahan yang ditempati oleh ayam. Benda tajam adalah musuh utama ayam.

Jika kandang ayam broiler yang anda pelihara menggunakan serbuk gergaji untuk alas (sebagai pengganti sekam), tilitilah kualitas serbuk gergaji tersebut, jangan sampai banyak potongan kayu kecil yang tajam. Namun jika ayam mulai terserang penyakit ini, pisahkanlah ayam ke kandang terpisah untuk dikarantina.

Ketika ayam sudah dipisahkan di kandang karantina, lakukanlah penyuntikan secara berkala atau setiap hari sela satu minggu kemudia istirahatkan selama seminggu. Ulangilah penyuntikan antibiotik selama tujuh hari. Antibiotik ini bisa anda peroleh di poultry shop, Misalnya anda menggunakan Tinisol Gentamicyn, Medoxyl LA, Penstrep, dan lain-lain.

0 Response to "Jenis-jenis Penyakit Ayam Broiler"

Post a Comment