Memulai Bisnis DOC Ayam Kampung

Untuk memulai bisnis DOC ayam kampung, calon peternak harus memiliki induk mininal 1.000 ekor, serta fasilitas pendukung yang terdiri dari kandang seluas 200-250m kubik dan mesin tetas berkapasitas 1.000 butir. Harga induk ayam kampung berkualitas baik berkisar Rp. 35.000 - Rp. 45.000. Sementara mesin tetas bisa dibeli seharga Rp. 15 juta - Rp. 16 juta.

Sebaiknya indukan dipelihara dari sejak DOC sebab bila membeli ayam dewasa kemudian dipelihara dalam satu kandang akan saling bertarung. Selain bisa mencegah biaya inverstasi indukan. Diperlukan ketelitian untuk memilih bibit yang akan dijadikan indukan. Paling tidak harus diketahui ayam kampung tulen.

Ciri-cirinya, adalah warna bulunya tidak seragam. Begitu pula kulit, daging dan telurnya. Induk berkaki kuning lebih banyak diminati dari pada induk dengan warna kaki abu-abu dan putih. Banyak masyarakat menganggap, Ayam kampung berkaki kuning mampu mengeluarkan kaldu lebih banyak ketimbang ayam kampung yang lain.

Stabilkan Suhu Penetasan
  • Semua telur yang akan ditetaskan wajib dibersihkan, misalnya menggunakan lap basah. Sekecil apapun kotoran yang menempel bisa mengakibatkan telur gagal menetas.
  • Setelah bersih, telur dikeringkan anginkan dan disimpan dalam ruangan teduh. Sebaiknya tidak lebih dari 1 minggu. Setelah jumlah mencukupi dimasukkan ke dalam mesin penetas
  • Suhu dalam mesin dipertahankan 37.8 C Meleset 0,2 C saja, telur urung menetas.
  • Pada hari ke 10, telur diteropong untuk menyeleksi yang rusak
  • Anak ayam (DOC)menetas pada hari ke 21. kemudian disortir dan diberi vaksin merek dan ND
  • Doc siap dipasarkan dengan cara dimasukkan ke dalam boks kardus bervariasi. DOC mampu "puasa" selama 48 jam.

Sortasi DOC
Ada beberapa cara tepat memilih anakan yang berkualitas antara lain :
  • Pusar anak ayam harus bersih, tanpa noda hitam. DOC bernoda di bagian pusarnya bisa dipastikan tidak berumur panjang.
  • Anak ayam sehat bertabiat lincah serta berbulu tak kusut. Warna bulu DOC ayam kampung beragam, putih, hitam, ciklat, dan lurik.

0 Response to "Memulai Bisnis DOC Ayam Kampung"

Post a Comment